Kota Ribuan Kuliner

Jogja punya puluhan bahkan ratusan atau ribuan ragam kuliner – mulai dari yang tradisional, nasional hingga internasional. Sebutlah mau makan apa, khas daerah mana, jenisnya apa, setidaknya selalu ada opsi untuk ragam kuliner di Kota pelajar yang sekaligus juga Kota Wisata dan Budaya ini.

Mencicip berbagai kuliner yang hadir di kota ini mulai dari yang khas seperti gudeg, angkringan, bakmi Jawa hingga yang unik seperti belalang goreng. Beragamnya kuliner di Jogja ini seperti tak pernah habis – sampai-sampai saya pernah iseng mencatat berapa banyak warung, rumah makan, kafe dan kedai yang sudah saya coba cicipi selama kurang lebih 10 tahun hidup sebagai perantau di Jogja. Hasilnya: luar biasa!

Dari sejak awal tinggal di Jogja di sekitaran kawasan kampus salah satu universitas negeri tertua di Indonesia ini, pencarian makanan menjadi salah satu bagian dari pemikiran sehari-hari para mahasiswa.

Selain uang yang pas-pasan, tenaga selalu terkuras pagi hingga sore untuk kegiatan kampus sehingga makan menjadi satu agenda yang kudu disiasati dengan cermat. Model makan mahasiswa; makan kenyang dan hemat. Saya pun dihadapankan dengan puluhan pilihan jenis makanan dan jajanan di penjuru kota Jogja ini.

Mulai dari warung burjo, angkringan, warung kaki-lima hingga berbagai rumah makan dan restoran. Semuanya mengacu pada keadaan ‘dompet’, ketika awal bulan masih bisa makan di rumah makan dan sesekali restoran tapi jikalau sudah masuk akhir bulan maka pilihan tinggal warung burjo dan angkringan. Hal ini juga dibarengi dengan menjamurnya berbagai tempat makan baru yang rotasinya sangat cepat.

Dalam hitungan bulan, belasan tempat makan baru dibuka, ada pula yang tutup dan kemudian berganti wajah dengan warung lain. Terus saja begitu hingga saat ini bukan hanya tempat makan saja tetapi juga tempat jajan.

Mahasiswa adalah salah satu segmen sasaran bisnis kuliner paling menguntungkan karena persentase makan berat dan jajannya sama-sama tinggi. Tidak heran jika dinamika usaha kuliner di Jogja cukup dinamis dan memberikan lebih banyak pilihan. Atau justru membuat semakin bingung mau makan apa dan dimana? Silahkan pilih.

About Nurlina Maharani

penyuka warna hijau yang hobi membaca, koleksi mug dan berbagai buku. Selalu antusias jika berhubungan dengan makanan dan jalan-jalan. Penulis fiksi untuk kalangan sendiri, ditengah waktu sebagai pelajar Antropologi masa kini. Masih bercita-cita punya library-cafe suatu hari nanti. | t: @akulina | IG: @aku_lina

3 thoughts on “Kota Ribuan Kuliner”

  1. Jokja mmg warna warni, ya kehidupan sosial budayanya sampai makanannya. Ulasannya bagus bgt. Next time diulas ttg soto dan sop ya. Salam kenal dan sukses selalu, ditunggu tulisan yg lain.

    Reply

Leave a Comment