Ruwahan

Dalam hitungan bulan Jawa, saat ini sudah masuk bulan Ruwah, saat di mana masyarakat Jawa pemeluk Islam mempersiapkan diri secara lahir dan batin menyambut bulan puasa yang tiba sebulan lagi.

Pada bulan ini, kegiatan yang sudah umum dikenal adalah nyadran yaitu berziarah ke makam orangtua, membersihkan pusaranya, dan memanjatkan doa bagi mereka.

Selain kegiatan itu, ada pula tradisi masyarakat Yogyakarta yang dilaksanakan sejak pertengahan bulan hingga minggu-minggu terakhir bulan Ruwah, tiap-tiap rumah tangga membuat apem, kolak, dan ketan, yang kemudian dibagikan ke tetangga dan sanak famili.

Konon, jaman dahulu sebelum apem, kolak, dan ketan dibagikan, diadakan kenduri atau slametan, memanjatkan doa puji syukur serta memohon ampun pada yang Maha Kuasa agar saat memasuki bulan suci, hati dan pikiran dalam keadaan bersih.

Kolak, apem, dan ketan dipilih sebagai panganan yang mewarnai kegiatan Ruwahan karena dianggap menyimbolkan pesan-pesan kebaikan sebagai bekal menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Kolak, memberikan pesan pada manusia agar manusia menyadari bahwa mereka adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Apem, mengingatkan manusia untuk meminta ampunan pada Yang Maha Kuasa dan juga pada sesama manusia.

Ketan, selain melambangkan kesucian dan kebersihan hati karena warnanya yang putih, juga melambangkan harapan agar sesama manusia tetap saling rukun dan bersatu, seperti halnya butir-butir ketan antara satu dengan lainnya.

Mungkin kegiatan Ruwahan dan makna Kolak, Apem, dan Ketan antara satu daerah dengan daerah lain agak sedikit berbeda. Tapi semuanya sama-sama sebagai sebuah upaya berterima kasih dan memohon ampunan pada Yang Maha Kuasa.

Nah, apakah di tempat kalian masih ada yang melakukan kegiatan Ruwahan?

About Iwan Pribadi

Seorang suami dan bapak, suka sejarah dan membaca, lebih suka lagi menceritakannya pada siapapun yang sudi mendengarkan. Saat ini sedang niat belajar motret. Jangan ragu menyapa lewat @temukonco atau monggo berkunjung ke temukonco.com

Leave a Comment