Merapi dan Romantisme Kaliurang
Dekat, keinginan impulsif, tapi sering tak sempat. Itulah Kaliurang bagiku.
if ( is_front_page() ) { ?> } else { ?> } ?> if ( is_search() || is_archive() || is_404() || is_feed() || is_attachment() || is_paged() || is_tag() || is_date() ) { ?> } else { ?> } ?>
Dekat, keinginan impulsif, tapi sering tak sempat. Itulah Kaliurang bagiku.
“Soto kok encer, kayak sop…” ujar kawanku yang terbiasa soto dengan rasa yang ‘kuat’.
Ada yang bilang Jogja sudah terlalu nyaman dengan predikat dan ‘pencapaian-pencapaiannya’ jadi ‘malas’ berinovasi. Benarkah ini?
“Mau titip martabak yang manis atau yang telor?” tanya kakakku di suatu penghujung sore.
“Aku manut,” jawab kebanyakan orang yang aku tanyai lokasi makan saat ada janjian.
“Piknik itu intinya ya kegiatan makan di ruang terbuka. Jadi di mana saja, asal ruang terbuka ya bisa dibilang piknik,” ujar kawanku di tengah diskusi ringan kami.
“Aku kasian sama yang ulang tahun di Indonesia, harus traktir orang-orang. Kalau di sana, yang ulang tahun justru ditraktir…” celoteh pengunjung cafe yang duduk di dekatku tentang negara yang baru dikunjunginya.